BThemes

tes
News Update :

Premium di Jatim Aman

29 Jul 2010


PT Pertamina Region V wilayah Jatim, Bali, dan Nusra memastikan bahwa komposisi bahan bakar premium, di wilayahnya masih sesuai standar. Kepastian diperoleh setelah BUMN ini bersama lembaga independen mengambil sampel di sejumlah SPBU dan mengujinya di laboratorium.

GM Pemasaran BBM Retail Pertamina Region V M Iskandar mengatakan, penelitian dilakukan pada akhir pekan lalu hingga Selasa (27/7), di sejumlah titik di Surabaya dan Bali. Hasilnya menunjukkan bahwa komposisi yang ada dalam bahan bakar Pertamina sesuai standar yang ditentukan.

“Hasilnya nihil. Kasus yang terjadi di Jakarta tak dijumpai di Jatim, Bali, dan Nusra. Untuk meyakinkan, kami berkoordinasi dengan seluruh ATPM kendaraan, ternyata di sini tak ada masalah,” kata Iskandar, di sela Pertamina Fastron Enduro Touring for Nation 2010 di Surabaya, Rabu (28/7).

Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi sejumlah kasus kerusakan pompa bahan bakar (fuel pump) pada beberapa kendaraan di Jakarta. Mengantisipasi hal itu, pihaknya mengambil inisiatif melakukan penelitian di wilayahnya.

Ia meyakini bahwa kasus di Jakarta tak terjadi di Jatim. Meski ada beberapa keluhan fuel pump oleh pemilik kendaraan, Iskandar menegaskan, hal itu bukan murni karena faktor kondisi premium yang dijual di SPBU.

“Masalahnya bisa jadi bahan bakar yang disarankan untuk kendaraan menggunakan Pertamax atau Pertamax Plus, namun pemilik menggunakan premium,” ulas Iskandar.
Terkait kondisi tangki bahan bakar di SPBU, dia mengaku, tak ada masalah. Pasalnya, antara Pertamina dengan pengelola SPBU ada klausul kesepakatan standar baku yang harus dipenuhi.

GM Ford Jatim Nyoman Tresna Widjaya mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan keluhan terkait komponen fuel pump dari konsumen. Selain kondisi premium di Jatim sesuai standar, teknologi yang diterapkan kendaraan Ford berstandar emisi E-20.
“Standar kita, biofuel dan biodiesel, sehingga tak ada masalah dengan fuel pump,” ujar Nyoman.

Operation Manager Auto 2000, main dealer Toyota, Jatim Plus Ardian Nur juga menambahkan, hingga saat ini belum ada lonjakan permintaan terhadap komponen fuel pump. Meski demikian, pihaknya tetap mengantisipasi dengan menambah stok.
“Jika biasanya stok ada empat fuel pump untuk tiap merek. Tapi, kami minta ke pusat tambahan lima. Jadi, persediaan jadi sembilan,” katanya.

Di Jakarta, kalangan pengusaha SPBU yang tergabung dalam Hiswana Migas menegaskan, tak mungkin tangki SPBU jadi penyebab turunnya kualitas premium.
Menurut Ketua Umum Hiswana Migas, Eri Purnomo Hadi, proses penyaringan atau filter di SPBU dilakukan sampai dua kali. Mulai dari mobil pengangkut BBM ke tangki timbun, kemudian dari tangki timbun ke pompa bensin sebelum masuk kendaraan.

“BBM pada saat diturunkan dari truk melalui filter untuk menghindari masuknya kotoran ke tangki timbun. Dari tangki timbun ke pompa sebelum masuk kendaraan ada filter lagi,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (28/7).

Eri mengatakan, pemeriksaan BBM dari truk pengangkut cukup ketat. Para SPBU biasa mengecek mutu BBM yang dikirim dengan membandingkan density BBM tersebut.
“Apabila perbedaan lebih dari 0,5 maka SPBU berhak menolak BBM yang dikirim. Lalu tiap BBM yang diterima, SPBU selalu menyimpan sampelnya,” ujar Eri.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan, hasil penelitian sementara, premium yang dijual Pertamina sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Dirjen Migas Evita Legowo menduga, penyebab penurunan kualitas premium adalah tangki SPBU yang kotor. “Harusnya, pembersihan tangki lebih sering dilakukan,” ujarnya. (SURYA)
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.