
Awal tahun 2010 ini, warga Surabaya dikejutkan dengan terjadinya beberapa peristiwa perampokan di kompleks perumahan elite. Kawasan hunian elite yang selama ini selalu dianggap aman dengan sistem keamanan paling dapat diandalkan, nyatanya dapat ditembus oleh pelaku kejahatan bahkan hingga berulang dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Dari hasil penyelidikan kepolisian yang dirangkum SURABAYA VIEW, penjahat spesialis perumahan ini pelakunya adalah kawanan penjahat profesional. Mereka melakukan secara berkelompok dan menggunakan mobil untuk mengelabuhi petugas keamanan. Dalam aksinya mereka juga bersenjatakan pistol maupun senjata tajam.
Modusnya, kelompok penjahat ini mengawalinya dengan berpura-pura bertamu, kemudian pada saat yang tepat mereka menodongkan senpi atau senjata tajam kepada penghuni rumah, lalu menguras dan membawa kabur barang berharga korban. Nekatnya lagi, perampokan ini biasanya dilakukan pada siang bolong, sehingga sering luput dari pantauan petugas keamanan, karena sulit dideteksi.
Dari sumber kepolisian yang pernah menangani kasus serupa, dalam aksinya, komplotan penjahat ini terlebih dahulu menyelidiki terlebih calon mangsanya, sehingga dengan leluasa menguasai situasi dan kondisi rumah korban.
Para perampok spesialis perumahan elite ini sangat profesional, sehingga dalam aksinya juga sangat tenang. Apalagi mereka juga menggunakan mobil pribadi berkelas, berpakaian safari, dan berkacamata sehingga menghilangkan kecurigaan siapa pun. Keprofesionalan penjahat ini juga ditunjukkan bagaimana cara menyekap sandera. Para korban biasanya dikumpulkan dalam satu tempat di bawah todong pistol atau senjata tajam.
Sistem Keamanan Lingkungan
Terjadinya tindak kejahatan di perumahan elite ini sebenarnya peringatan bagi kita semua, khususnya bagi mereka yang tinggal perumahan mewah. Dengan terus dikembangkannya kawasan hunian elite, baik perumahan maupun apartemen, tentu ancaman keamanan pun akan mengikuti. Tak heran bila beberapa perumahan kelas atas menerapkan one gate system sebagai antisipasi keamanan lingkungannya.
“Kalau sistem ini diterapkan dengan penuh disiplin dan tanggung jawab, kejahatan model apapun akan terminimalisir,” tukas Adi, scurity yang berpengalaman mengamankan perumahan Citraland. Menurut pria 29 tahun itu, sebagai antisipasi tindak kejahatan yang tak diinginkan, dia selalu tegas, dan tak semua orang bisa masuk ke kompleks perumahan yang menjadi tanggung jawabnya. “Kalau bukan penghuni harus meninggalkan KTP,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Ahmad, petugas keamanan di Pakuwon. “Selain penghuni, tamu yang masuk kompleks wajibkan meninggalkan identitas di pos, agar jika terjadi sesuatu bisa ditelusur dari data yang ada,” terangnya.
Meski demikian pihak kepolisian melalui Polwiltabes Surabaya AKBP Sri Setyo Rahayu tetap mengingatkan kepada masyarakat, khususnya para penghuni pemukiman rumah elite, agar ikut peduli dan meningkatkan perannya dalam turut menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Bukan menyerahkan masalah kemananan sepenuhnya kepada petugas. Karena penjahat profesional spesialis rumah elite selalu punya 1001 cara dalam melakukan aksinya, bahkan dengan sistem keamanan yang sangat tertata sekalipun.
Apalagi, menurut kepolisian, kelompok penjahat spesialis rumah elite punya informan di kota-kota yang yang potensial menjadi target sasaran seperti Surabaya dan kota besar lainnya. Mereka tinggal menunggu data dari informannya sebelum bergerak, sehingga semua aksinya dilakukan sangat tenang, karena sudah dirancang penuh perhitungan dan sangat professional.
Akhisnya, meski kelompok penjahat profesional spesialis perumahan elite ini sudah ada yang tertangkap, namun bukan berarti ancaman kejahatan selesai. Sebaiknya sistem keamanan terpadu yang bersumber dari masyarakat dengan melibatkan warga terus dijalankan, sehingga kondisi aman bisa terpelihara selalu. [han]