BThemes

tes
News Update :

Analisis Sidik Jari Ukur Psikobiometrik Anak

26 Jul 2010

Setiap anak menyimpan potensi yang luar biasa sejak lahir. Hal itu bisa diketahui dari sidik jarinya, sehingga setiap orangtua perlu mengetahuinya semenjak dini, guna melakukan stimulasi agar perkembangannya dapat sesuai potensinya. Demikian dikatakan Irene F Mongkar dalam Smart Parent Conference bersama Frisian Flag Indonesia di Hotel Bumi Surabaya (24/7).

Dalam kesempatan tersebut, di hadapan sekitar 400 orangtua balita, Irene mengungkapkan bahwa tes sedik jari pada anak berusia 6 tahun ke bawah hasilnya hampir 100 persen benar, karena anak seusia itu belum terkontaminasi.

Lebih lanjut dijelaskan wanita yang sukses mengembangkan metode Glenn Doman di Indonesia itu, “Analisa sidik jari atau fingerprint analysys merupakan sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari anak untuk mengetahui gaya belajar otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi bakat, motivasi, karakter dan gaya belajar anak.”

“Analisa sidik jari didasari oleh penelitian dan metode yang ilmiah yang bersifat analisis deskriptif atau perkiraan potensi bakat yang dimiliki seseorang dan pengembangannya di masa mendatang. Cara ini dapat membantu orangtua untuk mengetahui pengukuran psikobiometrik yang mencirikan paparan genetic seseorang untuk mengetahui potensi berdasarkan cara kerja otak yang paling dominan,” terusnya.

Namun demikian, Irene juga mengingatkan kepada setiap orangtua bahwa analisis sidik jari ini tidak sama dengan ramalan. Yang dihasilkan bukan untuk melihat ke masa depan, melainkan apa yang dibawa anak sejak lahir. Karena ’PETA’ anak sejak lahir menggambarkan potensinya, sehingga orang tua dapat membimbing anaknya untuk menstimulasi potensi yang tepat.

”Sidik jari bersifat permanen, tidak bisa berubah, unik, tidak akan pernah sama sekalipun satu jari dengan jari lainnya di tangan yang sama. Analisis yang dihasilkan juga bersifat objektif, tidak dipengaruhi unsur kondisi fisik (sehat atau sakit) dan unsur psikologis (sedih,senang, stres), dan betul-betul bersifat apa adanya, tidak ada rekayasa sama sekali,” tambah Irene yang siang itu tampak sangat komunikatif.


Secara garis besar, analisis sidik jari bisa diketahui dari tipenya, yang antara lain ada tipe Ulnar Loop, Concentric Whorl, dan Peacock’s Eye. Dari beberapa tipe tersebut, menurut Irene, setiap manusia memiliki karakteristik masing-masing. ”Ada anak yang memiliki lebih dari satu tipe, sehingga setelah diketahui bakat yang ada tinggal dikembangkan dengan stimulasi yang sesuai,” terangnya.

Dalam Smart Parent Conference bersama Frisian Flag Indonesia kemarin, setiap orangtua berkesempatan langsung melakukan analisis sidik jari untuk mengetahui potensi anak-anaknya. Masing-masing anak dipindai kesepuluh sidik jemarinya, kemudian mereka akan mendapat print out hasil analisisnya. Hasilnya bisa diketahui dengan dibantu para psikolog, sehingga anak-anak benar-benar dapat dikenali potensinya sesuai bakat bawaannya.

Selain kelas A yang mengetengahkan workshop Optimalkan Potensi Anak dari Sidik Jari, para orangtua dan anaknya yang mengikuti acara Smart Parent Conference ini dapat juga mengikuti kelas B dengan bahasan Pola Asuh Anak Laki-Laki dan Perempuan oleh psikolog keluarga, Anna Surti Ariani Psi. Ada juga kelas C dengan tema Nutrisi Balita seha dan Aktif bareng dr Tinuk Agung Meilany SpA, serta demo masak dengan Chef Haryo Pramoe, dan satu lagi kelas D yang mengetengahkan Yoga Ibu dan Anak bersama Rota Kosasih. (arm)

Keterangan foto:
Atas: Irene F Mongkar di tengah peserta workshop Optimalisasi potensi anak dari sidik jari.
Bawah: Para peserta antre mendaftarkan anaknya untuk analisis sidik jari.
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.