Setelah Nabi Adam, nabi-nabi yang lain pun melakukan syariat puasa hingga ke umat Muhammad Saw.
Nabi Nuh menjalankan puasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun sama seperti puasa yang dilakukan Nabi Adam. Nabi Nuh juga memerintahkan kaumnya berpuasa saat mereka berbulan-bulan hidup di dalam perahu besar di tengah samudera luas akibat bencana banjir besar seraya bertobat kepada Allah.
Nabi Ibrahim as juga dikenal gemar berpuasa, terutama saat hendak menerima wahyu dari Allah, yang kemudian dijadikan suhuf Ibrahim itu. Puasa menurut agama Ibrahim dilaksanakan oleh Ismail dan Ishaq. Keduanya adalah putra Ibrahim dari ibu yang berbeda.
Nabi Yaqub terkenal sebagai orang tua dan rasul yang gemar berpuasa, terutama untuk keselamatan putra-putranya. Sementara Nabi Yusuf berpuasa ketika berada dalam penjara bersama para terhukum lainnya. Kebiasaan berpuasa ini juga beliau terapkan ketika menjadi pembesar Mesir dan menjabat sebagai menteri perekonomian negeri tersebut. Puasa itu dilakukan karena Yusuf khawatir apabila kenyang, ia akan melupakan perut fakir miskin.
Nabi Yunus berpuasa dari makan dan minum saat berada dalam perut ikan besar selama beberapa hari. Beliau baru berbuka puasa setelah dimuntahkan kembali dari dalam perut ikan. Dikisahkan, saat Nabi Yunus berbuka puasa, ia makan buah semacam labu yang tumbuh di tepi pantai.
Nabi Ayub berpuasa pada waktu dia hidup serba kekurangan dan menderita penyakit selama bertahun-tahun, sampai akhirnya lepas dari cobaan itu. Nabi Syuaib terkenal kesalehannya dan sebagai orang tua yang banyak melakukan puasa dalam rangka bertakwa kepada Allah.
Nabi Musa berpuasa selama 40 hari 40 malam dalam persiapan menerima wahyu dari Allah di Bukit Sinai. Hal yang sama dilakukan Nabi Ilyas ketika pergi ke Gunung Horeb untuk menerima wahyu dari Allah. Sementara Nabi Isa, melakukan puasa ketika mulai tampil di muka umum dan menyatakan diri sebagai rasul.
Sementara Nabi Daud biasa berpuasa secara berselang, yakni sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. Dalam Perjanjian Lama disebutkan bahwa Nabi Daud berpuasa selama tujuh hari pada waktu putranya sakit keras.
Untuk memohon kesembuhan dari Allah bagi putranya itu, Nabi Daud berpuasa sambil menutup diri dalam kamar. Ia terus-menerus menangis karena sedih. Pada hari ketujuh puasanya, putranya meninggal dunia. Setelah mengetahui itu, Nabi Daud tidak meneruskan puasanya lagi. (sir/habis)


