
Berbagai jajanan baru turut meramaikan pameran peluang usaha kuliner bertajuk Food & Retail Bussines Oppurtunity di Convention Hall, Gramedia Expo, 1-3 Oktober 2010. Jajanan baru tersebut menawarkan beragam keunikan dan peluang usaha yang layak untuk dicoba. Salah satunya CUPBOL Indonesia!
Pada hari pertama pembukaan pameran, outlet ini telah menarik simpati cukup banyak pengunjung. Selain memiliki karakteristik dari segi outletnya, karyawan dengan seragam merah-kuning ini cukup atraktif dalam menawarkan produknya. “Sudah pernah merasakan rasanya ditendang kue?” Demikian sapaan salah seorang karyawan yang tentu langsung menimbulkan rasa ingin tahu dari para pengunjung.
Pemilik usaha CupBol adalah Christine Wu. Kepada LEZAT, wanita yang juga pemilik kampus enterpreneur di Ngagel ini menolak jika CupBol disebut franchise atau waralaba. Ia lebih sreg menamakan konsep usahanya ini dengan kemitraan karena ia tidak menarik royalti/franchise fee. “Salah satu tujuan pendirian usaha ini tidak melulu soal uang, tapi lebih pada bagaimana menciptkan peluang usaha bersama yang saling menguntungkan,” ujar Christine Wu.
Sistem kemitraan di CupBol terbilang sederhana (simple). Tak ada syarat khusus yang dibebankan kepada calon yang diajak bermitra. Dikatakan Christine, dengan hanya membayar separuh saja dari nilai investasi, calon pewaralaba sudah bisa menjalankan usaha. “Prinsip kami adalah bagaimana bisa membantu orang untuk berwirausaha,” terang isteri penulis buku-buku motivator, Wuryanano ini.
Bermula dari Kemitraan, Modal 6 Juta
Tak berlebihan kiranya jika CupBol memposisikan diri sebagai mitra usaha. Pasalnya. awal pendirian CupBol juga berbekal dari bermitra. “Saya bermitra dengan seorang teman yang suka masak namanya Marlina Sofia. Ditambah suami saya, pada 2009, kami bersepakat untuk berusaha bersama dalam bendera CupBol,” ujar wanita asli Surabaya ini.
Modal awal yang dimiliki untuk menjalankan usahanya saat itu tak begitu banyak, tak lebih dari Rp 6 juta. Dengan modal itu, mereka mulai bereksperimen dengan membuat jajan kecil yang bisa dijadikan senjata mendatangkan laba. Seiring berjalannya, waktu ide brilian pun muncul yakni dengan membuat kue berbentuk bola-bola. “Terus terang waktu itu kami penasaran dengan fanatisme masayarakat terhadap bola. Karena itu, saya ingin produk saya ini nantinya diminati, layaknya orang suka terhadap bola,” jelas Christine.
Selama setahun, Christine terus melakukan rangkaian proses uji coba terhadap kue yang dibuatnya. Sebab, ia sempat direpotkan dengan hasil akhir cemilan buatannya yang tidak bisa sepenuhnya bulat. Dari proses uji coba di lapangan itu ditemukan bahwa adonan isinya terlalu standar untuk bisa bertarung memenangkan hati pasar.
Setelah hampir setahun langkah pembenahan dilakukan, akhirnya pada 1 Januari 2010 lalu produk CupBol resmi diluncurkan ke pasaran dengan jargon yang cukup fenomenal ‘Sensasi Ditendang Kue.’ Ikon andalan inilah yang digunakan untuk menggaet konsumen termasuk mitra kerja. Pada tahun itu pula, CupBol baru berani menawarkan konsep usaha ke masyarakat dengan sistem kemitraan.
Balik Modal Cepat
Untuk berinvestasi di CupBol, ada dua pilihan. Pertama investasi awal Rp. 9.500.000 dengan masa kontrak tiga tahun. Dengan investasi ini, calon pewaralaba mendapatkan counter gerobak, peralatan masak (kompor gas, tabung LPG, regulator, loyang CupBol), bahan buka awal, seragam pegawai dan suplai packaging.
Kedua, investasi awal Rp. 16.500.000 dengan masa kontrak 3 tahun. Dengan investasi ini, calon pewaralaba mendapatkan perlengkapan counter gerobak becak, peralatan masak (kompor gas, tabung LPG, regulator, loyang CupBol), bahan buka awal, seragam pegawai, dan packaging.
Menurut pengakuan Christine, minimal untuk satu both mitra usahanya dapat menjual 50 pax perhari dengan biaya bahan baku sekitar Rp 175.000. Dalam hitungan kasar, dengan harga jual Rp 7.500 per pax, maka setidaknya omzet per hari mencapai Rp 375.000 untuk penjualan 50 pax. Berarti paling tidak mitra dapat keuntungan sekitar Rp 200.000 per hari. Jika dikalikan dalam satu bulan, maka keuntungan tentu cukup menjanjikan. (sir)