BThemes

tes
News Update :

Laskar Pelangi the Series Menanamkan Kebohongan

8 Jan 2012


Laskar Pelangi. Film ini sukses menarik publik karena banyak hal. Salah satunya adalah film ini menyuguhkan pengajaran nilai-nilai kejujuran lebih dari segala-galanya.

SCTV rupanya ingin mengulang "sukses" menserikan film "nirina-aming". Laskar Pelangi (Langi) The Series pun dibuat. Beberapa kali dipromosikan dan membuat saya tertarik untuk menontonnya.

Seri perdana diputar. Saya "menikmatinya" dengan kening berkerut. "Beginikah Laskar Pelangi." Saya menonton filmnya. Tetapi saya nyaris tak menemukan ruhnya. Kecuali sd muhammadiyah gantong yang reot dan anak-anak belitong yang polos.

Serial ini menampilkan anak-anak belitong asli. Lokasinya sama dengan lokasi pada film. Juga properti dan latar belakang budayanya, bahasa, pakaian dan banyak lainnya. Bu Muslimah diperankan artis yang sehari-hari main di FTV sctv. Ikranegara, gunawan, gito gilas juga turut serta memperkuat daya tarik.

Di edisi perdana, saya berharap Langi akan menjadi semacam "keluarga cemara." Tontonan keluarga yang sarat nilai-nilai pendidikan. Sayang saya tidak bias mengikutinya dengan rutin saban hari.

Saya baru nonton kembali Langi pada sabtu ini. Langi sudah memasuki episode 13. Episode yang kabarnya akan segera berakhir kaena sctv akan mengganinya dengan sinetrn baru: impian garuda.

Saya tersentak menyaksikan setiap adegan pada episode 13. Di episode ini, nilai-nilai kejujuran, amanah, tanggung jawab, menghormati guru, seperti rumput tumbuh di batu cadas. Nilai-nilai kebohongan dan ingkar justru subur bak jamur di musim hujan.

Ikal harus berbohong pada Kepsek karena lebih memilih berpihak pada cintanya ke Aling. Ikal jga lebih memilih merahasikan surat cintanya pada Bu Sum daripada menuruti nasihatnya. Ikal tidak patuh lagi pada bu guru yang begitu dihormatinya (apalagi dalam setting jaman itu). Ikal dan temannya lebih memilih menuruti kepentingan dirinya daripada melaksanakan amanah dan bertanggung jawab pada
tugasnya. Amanah tidak dilaksnakan. Diberi kepercayaan justru ingkar.

Bibit kebohongan sejatinya juga muncul di edisi perdana. Ketua kelas SD Muhammadiyah berbohong pada Bu Muslimah. Dia bahkan merekayasa kebohongan ketika Bu Muslimah menanyakan keberadaan Harun. Bu Muslimah bahkan mendapatkan kakus kosong meski dia mendengar suara gemericik air dari dalam seolah-olah Harun ada di dalam. Anak- anak Langi berhasil mempedaya Bu Mus. Merekayasa kebohongan.

Langi The Series seperti lahir dari ruang hampa. Ia hadir hanya membawa baju tapi menanggalkan ruhnya. Akhirnya Langi the series tidak hanya "mati" tetapi berbalik menjadi serial yang dipenuhi nilai-nilai negatif yang seharusnya tak diajarkan.

Pada episode 13, Langi mempertontnkan adegan yang menggelikan. Ketika Pak Cik (ayahanda/diperankan ikranegara) meninggal dunia, ada tiga kejanggalan serius.

1. Bu Mus mendapati Pak Cik meninggal dan apa yang diktakan Bu Muslimah. Sambil kaget dia bilang "astaghfirullah." Kalimat ini seolah "kelatahan" penulis sinetron "islam." Apapun peristiwanya, selalu "astaghfirullah" responnya. Seharusnya "innalillahi wainna ilaihi rojiuun."

2. Ada adega pembacaa surat yasin bersama sama di rumah pak cik. Bagi warga muhammadiyah, adegan ini menggelikan karena nggak pernah diajarkan oleh muhammadiyah.

3.Tetangisan di depan jenazah. Ini juga amat menggelikan sekaligus memprihatinkan. Muhammadiyaah nggak pernah mengajarkan paham seperti ini. Tidak usah dilihat dari sisi ideologi, dari setting sekolah dan budaya saja, adegan ini seolah-olah turun dari langit secara tiba-tiba. Sama sekali tidak kontekstual. Ini kesalahan serius dan fatal.


Yang juga lucu meski tak fatal adalah Pak Cik tidak langsung ditolong tapi dibiarkan tergeletak di meja, sambil menunggu para pemain lainnya, satu per satu, mengetahui.

Harapan mendapat tontonan bermutu kandas lagi. Seri sinetron ini bakal segera diganti Garuda Impian (atau Impian Garuda ya). Semoga sinetron penggantinya lebih baik.

Laskar Pelangi The Series sebenanya bisa diharapkan menjadi tontonan bagi keluarga yang menarik. Sayang jika di "ronde-ronde" awal sudah keddran seperti ini, seri ini memang layak diganti. Tentu saja ini portofolio kurang bagus bagi sctv dan khususnya bagi "laskar pelangi."

Jakarta, januari 2012
Habe Arifin
Revolusi Putih: mengganyang kebodohan, mencerdaskan bangsa
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.