Penggunaan mobil rakitan siswa SMK Solo juga mendapatkan apresiasi dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Meski demikian, Wakil Gubernur belum yakin menggunakan mobil rakitan siswa sekolah ataupun perguruan tinggi sebagai kendaraan operasional.
Di Jawa Timur sendiri, beberapa SMK dan perguruan tinggi seperti ITS sudah berhasil merakit mobil sendiri. Tapi apakah mobil itu layak untuk digunakan setiap hari? Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur masih meragukannya.
"Untuk produk hasil kreasi anak-anak SMK atau perguruan tinggi, mobil-mobil itu sudah luar biasa, sudah maju. Tapi untuk digunakan di jalan, masih butuh waktu. Masih perlu konfirmasi untuk memastikannya layak pakai," kata Gus Ipul sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Menurut Gus Ipul, mobil-mobil hasil rakitan siswa dan mahasiswa itu perlu penyempurnaan dan harus melewati uji coba yang matang. Tidak perlu dipaksakan untuk menggunakannya sebagai kendaraan operasional sebagaimana yang dilakukan Walikota Solo. Tapi, jika secara standardisasi sudah dipenuhi, maka pemanfaatannya untuk operasional tidak masalah.
Sejauh ini, Pemprov Jawa Timur sudah memberikan apresiasi dan dukungan kepada siswa dan mahasiswa yang telah merakit mobil. Hanya saja, kata Gus Ipul masih perlu disempurnakan lagi.
"Bagaimana AC-nya, sparepart kalau rusak apa bisa dibeli? Kalau ada kecelakaan, bagaimana? Mesti banyak yang harus dihitung," ujarnya.
Gus Ipul sendiri tidak meragukan kemampuan dan semangat generasi muda Jawa Timur dalam memproduksi mobil ataupun berinovasi. Hanya saja, butuh waktu untuk benar-benar memanfaatkannya. Diakui Gus Ipul, Indonesia masih kalah dengan Malaysia dalam hal produksi mobil. Tapi, dalam memproduksi pesawat, Indonesia masih unggul. Karena itu, ia berharap dengan mobil rakitan siswa SMK Solo semakin mampu memotivasi generasi muda bangsa untuk lebih maju mengembangkan produksi dalam negeri.(git)
suarasurabaya
