BThemes

tes
News Update :

Media Workshop HSBC Amanah, Pasar Modal Syariah Sangat Prospektif

26 Jul 2010


Pasar Modal Syariah ternyata sangat prospektif dan berpeluang besar berkembang di Indonesia. Sayang, prospek dan peluang tersebut belum sepenuhnya tersosialisasi.

Sebagai upaya untuk mensosialisaikan dan memberikan pemahaman terhadap Produk Pasar Modal Syariah, HSBC Amanah bekerjasama dengan Bursa Efek Jakarta menyelenggarakan Media Workshop mengenai Pasar Modal Islam dengan para jurnalis.
Media Workshop yang diselenggarakan di Surabaya ini menghadirkan Alfred Rinaldi Triestanto, AVP Investment Sales HSBC Indonesia bersama dengan Irwan Abdalloh, Kepala Pengembangan Pasar Bursa Efek Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Alfred Triestanto menyampaikan mengenai HSBC Amanah yang menyediakan jajaran produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang ingin mengembangkan investasinya dengan koridor syariah.

Menurut Alferd, sekitar 45 persen pelaku usaha di Indonesia kebanyakan berinvestasi dalam bentuk konvensional seperti deposito. Padahal, negara-negara lain di Asia dan Eropa telah berkembang ke investasi Pasar Modal dan Reksadana.

HSBC Amanah, sebagai bagian dari layanan investasi dengan koridor Islam, lanjut Alfred berupaya menjadikan investasi pelanggan lebih terarah. Karenanya, langkah pertama yang dilakukan HSBC Amanah sebelum melakukan investasi adalah melakukan sosialisasi dan pemahanan mengenai tujuan berinvestasi.

”Salah satu yang kami kembangkan melalui HSBC Amanah ini adalah membuat rencana investasi dan memilih investasi yang tepat untuk kebutuhan pelanggan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,” terang Alfred.

Sementara itu, Irwan Abdalloh, Kepala Pengembangan Pasar Bursa Efek Jakarta tak memungkiri bahwa Pasar Modal Syariah mulai diakui reputasinya sebagai salah satu instrumen investasi yang kompetitif. Bahkan, menurut Irwan, hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasar Modal Syariah lebih memiliki ketahanan menghadapi badai krisis ekonomi.

Mengenai prospek di Indonesia, Irwan mengibaratkan Pasar Modal Syariah ini seperti gadis yang masih muda sehingga peluang pertumbuhannya sangat besar. Data menyebutkan selama kurun waktu lima tahun (2005-2010), Pasar Modal Syariah mengalami pertumbuhan hingga 64 persen untuk jumlah transaksinya. Sementara, Pasar Modal Konvensional justru mengalami penurunan 4 hingga 6 persen. ”Ini menunjukkan bahwa Pasar Modal Syariah sangat prospektif di Indonesia,” papar Irwan.

Meski demikian, Irwan mengakui jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih tertinggal jauh. Selain kultur, dukungan pemerintah setempat sangat menunjang perkembangan Pasar Modal Syariah di Malaysia. Karenanya, Irwan berharap selain dukungan pemerintah sosialisai terhadap Pasar Modal Syariah ini semakin intens dilakukan sehingga masyarakat memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik. (sir)
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.