BThemes

tes
News Update :

Hujan di Musim Kemarau karena Eddy

27 Jul 2010

Meski bulan Juli ini sudah memasuki musim kemarau, peluang terjadinya hujan masih tetap ada. Hujan semalaman yang mengguyur wilayah Surabaya dan sekitarnya, Minggu (25/7) malam - Senin (26/7) dini hari, bahkan Selasa (27/7) pagi menunjukkan hal itu.

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda Surabaya, Joko Sulistiyo mengatakan, hujan yang turun di musim kemarau itu disebabkan beberapa faktor.
Dikatakan, saat ini kondisi atmosfer, terutama permukaan air laut di Samudera Hindia dan Laut Jawa masih hangat. Hal itu membuat penguapan yang terjadi lebih tinggi, sehingga potensi terbentuknya awan juga banyak.

“Hujan yang turun semalaman kemarin menunjukkan hal itu. Karena berdasar citra satelit dengan suhu muka laut 29-30 derajat celcius, kondisi suhu memang di atas rata-rata, padahal mestinya suhunya cuma 25-27 derajat celcius,” ujar Joko Sulistyo, Senin (26/7).

Menurut Joko, selain di Surabaya, hujan semalaman kemarin juga mengguyur sebagian besar wilayah Jatim, mulai Lamongan, Tuban, Malang, hingga Jember, dengan intensitas curah hujan 68,7 mm. “Itu masuk kategori ringan sedang. Bahkan di Kalimantan, kondisi yang sama juga terjadi,” jelasnya.

Selain permukaan air laut yang hangat, ada satu lagi penyebab turunnya hujan saat musim kemarau, yakni Eddy. Ini bukan nama orang, tapi Eddy merupakan istilah adanya perputaran angin di sekitar laut yang menerpa daerah tekanan rendah seperti yang ada di Kalimantan sehingga mengakibatkan kondisi cuaca menjadi buruk. “Tapi kondisinya tidak ekstrem. Makanya masyarakat tidak perlu takut,” imbuhnya.

Meski demikian, Joko mengimbau agar masyarakat yang akan bepergian tetap menyiapkan payung dan mantel atau jas hujan, karena dalam satu dua hari ke depan di wilayah Surabaya dan sekitarnya diperkirakan akan turun hujan lagi pada pagi dan malam hari.

Teguh, Prakirawan BMKG Juanda lainnya menambahkan, suhu cuaca di Surabaya mencapai 24-35 derajat celcius, kondisi angin bertiup dari timur ke tenggara dengan kecepatan 5-25 km/jam, dan jarak pandang mencapai 4-10 km/jam.

“Untuk pelayaran di perairan utara Jawa, gelombangnya yang terjadi maksimal mencapai 2,5 meter, sementara wilayah selatan gelombangnya lebih tinggi lagi, yakni mencapai 3,5 meter,” kata Teguh, Senin (26/7).

Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Agus Tri Suhono mengatakan, musim kemarau tahun ini hanya berlangsung selama tiga bulan, yakni Juli hingga September 2010 saja, lebih pendek dari tahun sebelumnya. “Ini karena lamanya musim hujan dan pancaroba,” terangnya.

Puncak kemarau akan terjadi Agustus dan September. Sinar matahari selama dua bulan itu sangat menyengat. Namun potensi hujan turun akan tetap ada, dengan curah hujan kurang dari 150 mm per bulan. “Khusus pancaroba akan terjadi saat memasuki Oktober 2010. Kondisi cuaca saat itu tidak menentu,” tukasnya.

Kata Agus, meski awal Juli di Surabaya dan sekitarnya sudah kemarau, tapi di sejumlah wilayah lain di Jatim masih hujan, seperti di Jember dan Lumajang. Di dua daerah ini kemarau tiba pada akhir Juli 2010. (SURYA)
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.