Ricuh mewarnai aksi menolak kenaikan tarif dasar listrik (TDL), Kamis (29/07) yang dilakukan oleh Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia (Sebumi) didepan Grahadi Surabaya. Ricuh antara massa aksi dengan Polisi dipicu pebakaran replika babi yang dibawa pengunjukrasa.
Sekurangnya 80 orang yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, datang dari arah timur menuju lokasi depan gedung Grahadi Surabaya dengan berjalan melawan arus di jalan Gubernur Suryo. Membawa sebuah replika babi berwarna hitam, massa aksi menuntut pemerintah membatalkan kenaikan TDL dan lebih berpihak pada rakyat.
"Situasi saat ini jelas-jelas sangat merugikan rakyat. Pemerintah yang seharusnya memberikan perlindungan kepada rakyat serta mensejahterahkan rakyat, justru membuat rakyat semakin terpuruk. Kami datang mengingatkan seluruh rakyat bahwa SBY tidak berpihak pada rakyat," ujar GLENDANG satu diantara juru bicara Sebumi, Kamis (29/07).
Massa aksi kemudian berdiri melingkari replika babi berwarna hitam bertuliskan SBYdengan ukuran sekurangnya panjang 5 meter dan tinggi 3 meter, dilanjutkan dengan orasi secara silih berganti. Polisi sebelumnya sempat bersihtegang dengan massa aksi karena minta massa aksi untuk mundur.
Ketika orasi berlangsung, entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saja satu diantara massa aksi membakar replika babi menggunakan bensin. Api yang tiba-tiba keluar dari replika babi, diikuti dengan suasana kacau karena Polisi berusaha mengamankan satu diantara massa aksi yang melakukan pembakaran.
Aksi tendang dan saling kejar antara massa aksi yang sudah kocar-kacir dengan Polisi tak terhindarkan. Beberapa anggota Serbumi berhasil diamankan Polisi dengan terlebih dulu dihadiahi bogem mentah serta tendangan. Aksi yang awalnya biasa-biasa saja, Kamis (29/07) berubah menjadi ricuh, seiring dengan terbakarnya replika babi berwana hitam yang dibawa massa aksi. (SUARASURABAYA)