Pemkot Surabaya menyerukan agar selama ramadan wisma-wisma di lokalisasi tutup dan para PSK tidak melayani pria hidung belang. Seruan itu siap dilaksanakan oleh pengelola maupun PSK.
"Kita siap melaksanakan seruan dari bapak Walikota. Kita juga ingin menghormati
bulan ramadan. Apa jeleknya, dari 1 tahun kita menghormati 1 bulan," kata Pengelola Wisma Sri Tanjung, lokalisasi Moroseneng, Benowo, Marno, kepada detiksurabaya.com, Senin (9/8/2010).
Marno mengaku sebelum dilakukan penutupan mulai H-2 sampai H+1 bulan Ramadan, para pengelola rumah hiburan umum (RHU), wisma lokalisasi, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) sudah mendapatkan sosialisasi dari Pemkot Surabaya.
Semalam, Minggu (8/8/2010) mereka dikumpulkan dan mendapatkan seruan dari Walikota Surabaya Bambang DH, di Hotel Bumi Surabaya, yang juga dihadiri dari Polrestabes Surabaya, Baskesbanglinmas dan instasi terkait.
"Intinya kami siap melaksanakan seruan itu sebagai bentuk penghormatan bulan
ramadan," jelasnya.
Sementara Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Lokalisasi Surabaya (FKMLS) Syafiq, menjelaskan selama ramadan, tidak ada operasi dari PSK bekerja melayani pelanggannya dan semua wisma tutup, tidak ada aktivitas. Jika ada PSK yang tinggal
di wisma tersebut, diperbolehkan, tapi akan diawasi agar tidak melanggar aturan.
"Kita mendukung kebijakan pemerintah. Di lokalisasi Dolly, selama ramadan tutup dan jalan di Dolly akan dimanfaatkan kegiatan seperti bazar dari masyarakat di
sekitarnya," ujar Syafiq. (detiksurabaya)