
Belasan kamera CCTV (closed circuit television) untuk memantau arus lalu lintas laut, khususnya kapal yang melintas di bawah Jembatan Surabaya - Madura (Suramadu) dipasang petugas keamanan gabungan.
“Pemasangan itu sebagai salah satu bentuk pengamanan laut menghadapi musim arus mudik dan balik Idul Fitri 1431 Hijriah,” kata Direktur Polisi Air Polda Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Anang S Hidayat, di Surabaya, Minggu (29/8/2010).
Dia menjelaskan bahwa para petugas gabungan sudah memasang CCTV di bawah jembatan, dan diharapkan hal itu sangat membantu personel yang sedang melakukan patroli laut. Untuk menghadapi Lebaran tahun 2010 ini, pihaknya bersama TNI Angkatan Laut (AL), jasa marga, polisi lalu lintas, dan beberapa pihak terkait sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang sistem penanganan keamanan menjelang Lebaran.
Dalam perjanjian itu, kata Anang, semua pihak memiliki tugas masing -masing untuk membantu pengamanan dan kenyamanan para pemudik. Misalnya, tentang pengamanan di laut, aparat TNI AL dan Ditpolair aktif melakukan patroli selama 24 jam penuh.
Kemudian, di darat, polisi jalan raya (PJR) tol Suramadu patroli di atas jembatan, dan polisi lalu lintas bertugas mengamankan arus kendaraan di jalan akses menuju Suramadu.
Menurut Anang, untuk musim arus mudik saat ini, pihaknya mendapat bantuan satu kapal motor patroli dari Markas Besar Polri. Dengan adanya bantuan itu, maka Ditpolair saat ini memiliki dua kapal patroli.
“Satu unit kapal bantuan Mabes Polri kami gunakan untuk memantau tempat-tempat wisata laut yang berada di sekitar perairan Jawa Timur, sedangkan satu unit lainnya untuk menjaga keamanan Jembatan Suramadu,” katanya.
“Patroli di bawah Suramadu memang sudah rutin kami lakukan, dan tidak ada penambahan pasukan khusus,” kata Anang menambahkan.
Disinggung tidak dibangunnya pos pengamanan di bawah Jembatan Suramadu, Anang mengaku sengaja tidak membangunnya. Menurutnya, pembangunan pos di laut dikhawatirkan akan mengganggu arus lalu lintas laut.
“Dulu sudah pernah kami pikirkan, namun melalui berbagai pertimbangan dengan pihak lainnya, maka kami sepakati tidak ada pos pengamanan. Selain itu, kami khawatir mengganggu arus lalu lintas laut, terutama kapal yang melintas di bawah jembatan,” tutur Anang. (SURYA)