Untuk memperkuat basis bisnis, para pelaku usaha kafe dan restoran di Jatim duduk satu meja mendirikan asosiasi baru, yaitu Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran (Apkrindo) Jatim.
Ketua Apkrindo Jatim Tjahjono Haryono mengatakan, wadah tersebut diharapkan bisa menjadi jembatan antara regulator dan praktisi industri dalam pembuatan berbagai kebijakan yang terkait dengan industri makanan dan minuman, khususnya kafe dan restoran.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sambung dia, kebijakan terkait bisnis kafe dan restoran diyakini akan lebih mengakomodasi kepentingan para pengusaha, yang muaranya akan berdampak ke perekonomian masyarakat secara umum.
”Berbagai peluang kerja sama bisnis juga bisa digarap bersama di forum ini. Juga akan ada promosi pemasaran bersama,” ujar Tjahjono di sela-sela pengukuhan pengurus Apkrindo Jatim di Resto Nine Surabaya, Kamis (5/8/2010).
Dia mengatakan, lewat wadah Apkrindo, juga akan dilakukan berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan kapasitas pelaku usaha kafe dan restoran di Jatim. ”Mulai dari inovasi produk, desain interior di kafe atau resto, hingga riset pemasaran,” tuturnya.
Tjahjono mengatakan, sebenarnya sudah ada satu asosiasi usaha terkait restoran, yaitu Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Hanya saja, PHRI lebih fokus ke restoran yang berada di dalam hotel. ”Kalau Apkrindo akan menjangkau restoran secara umum, bukan restoran yang ada di dalam hotel,” tuturnya.
Di tingkat pusat, Apkrindo secara resmi berdiri pada 11 September 2008 di Jakarta. Anggota asosiasi ini adalah pengusaha kafe dan restoran, pengusaha bakeri, dan pendukung industri kafe dan restoran. (KABARBISNIS)
