
Tingkat siswa terancam putus sekolah di Jawa Timur masih cukup tinggi. Untuk mencegah putusnya anak sekolah, selain pemerintah mengeluarkan dana BOS, juga dibutuhkan peran serta dunia usaha dalam memberikan bantuan pendidikan.
Dari data yang dihimpun, dari 925 ribu anak usia 7-12 tahun, 14 persennya terancam putus sekolah.
"Yang paling banyak anak putus sekolah itu dari kelas 4 SD ke atas," Ketua Yayasan Lembaga GNOTA, Jeannette Sudjunadi, kepada wartawan di sela-sela acara Program Berbagi untuk Maju, Frisian Flag Indonesia dan Matahari Food Business Salurkan Dana Bantuan Pendidikan, di Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Kamis (16/12/2010).
Seperti yang dilakukan Frisian Flag Indonesia dengan Matahari Food Business, yang menyalurkan bantuan 'Berbagai untuk Maju' bagi pelajar SD dan SMP.
Di Jawa Timur, sebanyak 2.150 siswa terdiri dari 987 siswa SD dan 1.163 siswa SMP yang terancam putus sekolah, mendapatkan bantuan pendidikan senilai total Rp 495.495.495.
"Jangan sampai anak itu putus sekolah. Karena 20 tahun lagi, mereka adalah penerus
bangsa. Kita sebagai GNOTA hanya bisa berusaha mencegah agar tidak sampai putus sekolah," tuturnya.
Menurutnya, jika anak itu diajak kembali ke sekolah, maka akan mengalami kendala
seperti faktor lingkunnya yang mebuat anak itu enggan bersekolah.
"Kami harapkan partisipasi masyarakat untuk membantu anak-anak, agar anak-anak tidak sampai putus sekolah," jelasnya.
Sementara itu, program bantuan 'Berbagi untuk maju' di Jatim adalah yang keempat
kalinya. Sebelumnya, sejak Agustus lalu, FFI dan Matahari Food Business telah
menyalurkan dana bantuan tahap pertama, kedua, ketiga senilai Rp 1.384.456.796 untuk 5.456 siswa SD dan 1.184 siswa SMP yang terancam putus sekolah di Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
"Kami sangat menghargai dan berterimakasih atas dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap program 'Berbagi Untuk Maju' yang diluncurkan sejak Agustus lalu," kata Director Merchandising & Marketing Matahari Food Business PT Matahari Putra Prima, Meshyara Kanjaya.
Target dana yang digalang untuk membiayai sekitar 12.062 siswa yang terdiri dari 8.530 murid SD dan 3.532 murid SMP dari sekolah-sekolah yang berada dalam data GNOTA dan pemerintah adalah sebesar Rp 2.600.196.000.
(bdh/bdh/detisurabaya)