Jejak Soeharto di Museum Purna Bhakti Pertiwi
8 Okt 2011
Soeharto (alm), presiden ke-2 Republik Indonesia tak bisa dipungkiri adalah tokoh besar lepas dari kontroversi soal rezim pemerintahan yang dijalankan. Kebesaran Soeharto setidaknya bisa dilihat dari monumen Purna Bhakti Pertiwi, di area Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Museum ini tidak saja lengkap tetapi juga fantastis karena koleksi yang ada di dalamnya melibatkan ribuan koleksi yang semua punya sangkut paut dengan peran sejarah Soeharto dan koleksi pemberian dari tokoh nasional dan internasional.
Beberapa waktu lalu, saya sempat singgah di museum ini. Saya langsung mengagumi kemegahan meseum ini. Museum berarsitektur mirip tumpeng itu memiliki luas secara keseluruhan 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar. Museum ini dirancang sedemikian rupa untuk menggambarkan riwayat Soeharto dan koleksi-koleksi benda berharga yang syarat dengan sejarah.
Masuk ke museum ini, anda akan disambut patung selamat datang bernama Panyembrama hasil karya seniman Dewa Made Windia. Patung ini merupakan sumbangan Siti Hardiyanti Rukmana yang terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.
Di bagian depan ini, anda bisa menyimak riwayat Soeharto mulai masa kecil, pra kemerdekaan, masa mempertahankan kemerdekaan, periode G.30 S/PKI, pelantikan sebagai presiden serta program Pelita I hingga VI yang dikemas dalam bentuk panel dengan dua versi bahasa: Indonesia dan Inggris.
Masuk ke Ruang Utama, sebuah patung Ibu Tien, isteri Soeharto akan menyambut anda. Area ini sangat luas yang diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan.
Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cinderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cinderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cinderamata tersimpan dalam kotak kaca.
Di antaranya, cinderamata gading berukir motif bima suci pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad berupa tempat sirih terbuat dari perak. Ada juga pemberian dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Dan, masih banyak lagi.
Masih di Ruang Utama, terdapat replika Peraduan Putri Cina. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunan, Cina. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri Cina pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644).
Setelah puas berkeliling di ruang utama, anda bisa naik ke lantai 2 bisa melalui tangga atau lift. Di lantai 2, berbagai koleksi pakaian tradisional dari Senegal, Afghan dan koleksi lain bisa dijumpai di area ini.
Lantai 3, museum ini menyajikan aneka patung tentara, lukisan dan berbagai koleksi menarik berbahan kuningan. Selain itu, terdapat aneka koleksi tradisional Jawa seperti miniatur tumpeng selametan lengkap. Andong raja jawa dan sebagainya. Tak seperti di hall utama di lantai dasar, di area ini tak begitu banyak koleksi yang dihadirkan.
Berkunjung ke museum Soeharto, tidak saja akan memberi kita sajian berbagai koleksi benda-benda berharga dan bersejarah. Lebih dari itu, kita bisa banyak memetik pelajaran dari berbagai koleksi yang dihadirkan di museum tersebut. (sir)