Setelah sebelumnya diwarnai pelaksanaan ritual Ci Suak, Kamis (19/1/2012) puluhan umat Khong Hu Chu menggelar ritual memandikan atau membersihkan rupang dewa di kelenteng Hong San Ko Tee atau kelenteng Cokro, Surabaya.
Sejak sekitar pukul 08.00 wib, puluhan umat Tri Dharma dan Khong Hu Chu, sudah bersiap menggelar ritual memandikan seluruh rupang atau patung dewa yang berada didalam lingkungan kelenteng.
Diawali dengan berdoa bersama, ritual membersihkan atau memandikan rupang selalu dilakukan sebelum pelaksanaan sembahyang perayaan Imlek. “Ritual ini, membersihkan atau memandikan rupang dewa memang menjadi bagian penting juga menjelang Imlek,” terang Yuliani pengurus kelenteng Hong San Ko Tee.
Usai doa bersama, puluhan umat kemudian mengambil perlengkapan untuk ritual memandikan rupang yang diyakini menjadi bagian penting perayaan Imlek karena, berkaitan dengan kesakralan persembahyangan.
“Seperti manusia, kalau bersih dan cerah tentunya akan terlihat lebih segar. Demikian juga menyambut Imlek, kami seluruh umat ingin membersihkan rupang dewa dengan harapan, juga terlihat bersih setelah dimandikan,” tambah Yuliani.
Satu persatu, rupang atau patung dengan berbagai ukuran yang berbeda-beda itu kemudian diturunkan atau dikeluarkan dari altar persembahyangan, yang dilengkapi kotak lemari terbuat dari kaca.
Kemudian, diletakkan diatas meja, dengan sususnan yang tidak boleh berbeda dengan posisi saat rupang berada didalam kotak kaca. “Posisinya memang harus sama persis seperti sebelum dikeluarkan dari lemari kaca di altar itu,” lanjut Yuliani ketika berbincang dengan suarasurabaya.net, Kamis (19/1/2012).
Setelah dibersihkan dengan menggunakan air bunga dengan air deterjen, rupang dilap sampai bersih dan kering, untuk kemudian kembali dimasukkan dalam lemari kaca, yang berada dibagian altar persembahyangan.(tok)
suarasurabaya