BThemes

tes
News Update :

Jadikan Tempe Makanan Sehat dan Berkelas Dunia

26 Jul 2010


Tempe mempunyai nilai lebih yang tidak dimiliki makanan lain, yaitu mempunyai gizi yang tinggi dan rendah kolestrol.

Dalam ‘Obrolan Aktif dan Kreatif’ yang digelar ditengah-tengah acara Festival Kreatif Tempe diselenggarakan di Atrium Jembatan Merah Plaza (JMP) II Surabaya, Minggu (25/07). Ada empat narasumber yang hadir, mereka adalah Prof. MADE ASTAWAN Wakil Ketua Forum Tempe Indonesia, Ir. INDAH KUSWARDANI, MP Dosen Fakultas Teknologi Pangan Universitas Katolik Widya Mandala, BAGOES SOEPOMO Direktur Surabaya Hotel School (SHS), serta DYAH KATARINA Ketua tim Penggerak PKK Surabaya dengan moderator ERRIN penyiar Giga FM.

Mengambil tema ‘Jadikan Tempe Makanan Sehat dan Berkelas Dunia’ obrolan tersebut memberikan informasi-informasi baru untuk para pengunjung JMP II. Dimulai dari Prof. MADE yang menceritakan tentang makanan jepang yang bisa membuat awet muda, Prof. MADE juga menjelaskan bahwa tempe tidak kalah dari makanan orang Jepang. Menurutnya tempe juga sangat bagus untuk kesehatan.

“Makanan tradisional Jepang kan dibuat dari bahan-bahan yang alami. Nah, orang-orang Jepang kan sering mengonsumsi makanan tradisional mereka. Hal ini membuat mereka terlihat awet muda. Tempe juga bahan tradisional yang kualitasnya tidak kalah dari makanan Jepang,” terang MADE.

Sesudah MADE, ada Ir. INDAH dari FTP Universitas Katolik Widya Mandala. INDAH yang sering menerbitkan jurnal-jurnal yang berisi tentang penelitiannya seputar makanan juga menjelaskan dengan detail tentang kandungan-kandungan tempe.

“Gizi yang terkandung dalam tempe amat banyak. Tempe bisa meningkatkan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh. Selain itu, tempe juga sangat rendah kolestrol sehingga aman dikonsumsi,” urai INDAH.

Sedangkan BAGOES dari SHS lebih menerangkan tentang bagaimana mengolah tempe, agar tampilannya terlihat beda.

Sementara itu, DYAH KATARINA menjelaskan tentang inspirasi dan motivasi dalam membuka usaha dari kreasi tempe. DYAH menerangkan, kunci utamanya adalah keberanian.

“Kunci untuk bisa membuka usaha adalah keberanian. Yaitu berani untuk memulai sesuatu yang baru. Yang berbeda dari kebiasaan kita,” terang DYAH.

Selepas keterangan dari DYAH, sesi tanya jawab pun dimulai. Beberapa peserta secara bergantian bertanya kepada para narasumber. Setelah selesai acara tanya jawab, acara obrolan ini pun ditutup oleh ERRIN selaku moderator.

Ditemui terpisah, INDAH juga berharap agar Festival ini tidak berhenti sampai disini saja. Maksudnya adalah, agar kedepannya hasil kreasi dari ibu-ibu se-Surabaya ini diteruskan. Yaitu berkembang pula di restoran-restoran di Surabaya.(SUARASURABAYA)

Teks foto:
Salah satu hasil kreasi peserta, Puding oven tempe yang bertuliskan Giga
Share this Article on :
 

© Copyright surabaya view 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.